Rabu, 04 Maret 2009

pesawat ulang alik




Ketika program Pesawat Luar Angkasa Discovery kembali dijalankan pada musim panas ini, jaringan telemetri dan pusat komando misi National Aeronautics and Space Administration (NASA) – yang baru saja diperbaharui oleh Nortel– akan memungkinkan berbagai informasi dan data penting, diakses secara bersama oleh Pesawat Luar Angkasa Discovery, Stasiun Luar Angkasa Internasional dan pusat operasional NASA.

Berbagai data penting NASA ditransmisiskan di seluruh Amerika Serikat dan jaringan komunikasi internasional melalui backbone router Nortel. Untuk mendukung misi pesawat ulang-alik tersebut, jaringan backbone Nortel beroperasi selama 24 jam sehari untuk memastikan tidak adanya gangguan terhadap arus informasi vital. Sistem jaringan yang sama juga mendukung program Rover di Mars, Teleskop Hubble, dan program-program NASA lainnya.

"Nortel PEC Solutions memiliki pengalaman panjang dalam membangun jaringan yang sangat dapat diandalkan," kata Chuck Saffell, president, Nortel Federal Solutions. “Hal ini sudah mendarah daging. Kami sangat bangga memiliki kesempatan untuk menerapkan keahlian kami dalam membantu kembalinya misi Pesawat Ulang-alik NASA. Kolaborasi kami dengan NASA merupakan contoh lain bagaimana Nortel memberikan perhatian khusus untuk mengamankan dan melindungi berbagai informasi terpenting di dunia.”

Selain memegang peranan penting dalam sistem jaringan Misi NASA, Nortel PEC Solutions juga menggunakan Nortel Mobility Solution di Kennedy Space Center, termasuk Nortel Wireless Mesh Network dan platform Operation Support System (OSS) yang disediakan oleh Pronto Networks. Lebih dari 2.500 jurnalis yang akan hadir pada peluncuran tersebut dapat menggunakan jaringan wireless mesh untuk melaporkan penerbangan bersejarah tersebut.

Dengan menggunakan jaringan ini, para reporter yang berada di NASA Press Site seluas enam hektar dapat secara fleksibel menggunakan laptop atau perangkat komputer genggam dengan kemampuan nirkabel mereka untuk mengakses Internet, e-mail, file dan aplikasi lain. Didesain untuk menghadirkan mobilitas bagi pemakai, Wireless Mesh Network memungkinkan para reporter melakukan akses dengan aman dan terus menerus ke jaringan Internet saat mereka berpindah di sekitar area observasi, selain juga meningkatkan produktivitas karena para reporter, agar dapat melaporkan berita secara real-time.

"Solusi Wireless Mesh Network Nortel memungkinkan para jurnalis dari seluruh dunia untuk melaporkan misi bersejarah mengudara kembalinya Pesawat Ulang-alik Discovery," kata Joseph LaMarca, Jr., communications director for The Boeing* Company di Florida dan anggota tim Joint Industry Press Center. "Teknologi baru yang inovatif ini sangat dibutuhkan bagi sebuah press site, dan kami sangat gembira menawarkan kesempatan ini kepada media dari seluruh dunia, berkat dukungan dari Nortel."

"Solusi Wireless Mesh Network Nortel ideal untuk jenis aplikasi ini, karena solusi ini menawarkan jangkauan portable yang lebih luas dan mengoptimalkan efektivitas biaya dari penggunaan teknologi Wi-Fi. Solusi ini menyediakan akses jaringan yang aman dan dapat diandalkan, " kata Lindsay Schroth, senior analyst, Yankee Group. "Orang-orang yang membutuhkan kemampuan untuk dapat tersambung di mana dan kapan pun.”

Solusi Wireless Mesh Network Nortel menggunakan sambungan nirkabel untuk menghubungkan akses poin di daerah terbuka yang luas untuk menyediakan akses bebas hambatan yang aman bagi layanan pita lebar nirkabel. Solusi ini didesain untuk memungkinkan perusahaan atau organisasi lain memasang Wireless Local Area Networks (LANs) di daerah-daerah yang sulit dijangkau atau terlalu mahal bila menggunakan sambungan kabel.

Bersama dengan solusi mobilitas Nortel, platform OSS Pronto Networks yang terintegrasi penuh memungkinkan jaringan nirkabel yang lengkap untuk 'go live' hanya dalam waktu beberapa hari. Kapabilitas kunci Pronto Networks yang digunakan dalam pemasangan jaringan ini termasuk teknologi dalam hal registrasi pemakai jaringan, verifikasi, pengelolaan pelanggan jaringan, system penagihan yang fleksibel, penyesuaian portal yang dimiliki pelanggan, dan pengelolaan jaringan dari jarak jauh. Pronto Networks menyediakan semua layanan back-office untuk jaringan nirkabel dari pusat pengolahan data Pronto Networks di San Jose, California.

MEMBELAH ATOM MENGENAL NUKLIR


Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi yang sudah tidak memiliki sifat dasar materi. Dikatakan tidak memiliki sifat dasar materi karena sifat dari atom-atom penyusun materi itu berlainan dengan sifat materi itu sendiri. Setiap atom digambarkan sebagai bola yang terdiri atas kulit atom di bagian luar dan inti atom di tengah-tengahnya. Pada bagian kulit atom terdapat elektron-elektron bermuatan listrik negatif yang bergerak mengelilingi inti atom. Pada bagian inti terdapat proton dan neutron. Proton bermuatan listrik positif, sedang neutron tidak bermuatan listrik atau netral.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang inti atom, marilah kita memulai bahasan itu dari aktivitas hidup kita sehari-hari. Pada waktu kita melakukan sarapan pagi misalnya, kita biasanya bertemu dengan nasi. Pertama kita melihat sepiring nasi putih. Jika nasi tersebut diuraikan ke bagian-bagian yang lebih kecil, maka kita akan memperoleh malekul-molekul penyusun nasi putih. Jika molekul nasi kita uraikan lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, maka akan kita peroleh atom-atom penyusun molekul tersebut.
Dalam ilmu kimia, nasi putih termasuk senyawa karbohidrat monosakarida yang rumus molekulnya C6H12O6. Artinya, satu molekul nasi tersusun atas 6 atom carbon (C), 12 atom hidrogen (H), dan 6 atom oksigen (O). Jadi molekul nasi dapat diuraikan menjadi atom-atom penyusunnya, sehingga diperoleh atom C, H, dan O. Jika kita mengambil salah satu atom C untuk diuraikan lebih lanjut, maka dari atom itu akan diperoleh kulit atom dan inti atom. Dalam kulit atom C terdapat 6 buah elektron, sedang dari dalam inti atomnya diperoleh 6 buah proton (p) dan 6 buah neutron (n), seperti ditunjukkan pada gambar.

Mengenal Nuklir
Pada umumnya masyarakat awam mengenal istilah nuklir dari sejarah Perang Dunia II. Pada saat itu, dua buah bom nuklir meledak atau diledakkan oleh tentara Sekutu (Amerika Serikat) masing-masing di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Bagi bangsa Indonesia, peristiwa pengeboman dua kota di Jepang tadi juga terkait langsung dengan arah perjalanan bangsa ini. Dalam waktu yang sangat berdekatan dengan kekalahan tentara Jepang terhadap kekuatan Sekutu pada Perang Dunia II itulah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah sebelumnya selama tiga setengah abad dijajah oleh Belanda dan selama tiga setengah tahun dijajah oleh Jepang.
Dibandingkan dengan teknologi lain, teknologi nuklir merupakan teknologi yang oleh sebagian besar masyarakat awam dirasa paling jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali bersentuhan dengan masalah-masalah kehidupan manusia sehari-hari. Masyarakat awam lebih banyak mengenali risiko atau bahaya dari teknologi nuklir itu dibandingkan dengan pengenalan mereka terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi nuklir. Hasilnya adalah deretan panjang pengertian dan asumsi negatif yang diidentikkan dengan nuklir. Kurangnya informasi yang menyeluruh mengenai nuklir, ditambah cacat bawaan dalam perkembangan teknologi nuklir itu sendiri telah mengakibatkan dalam benak sebagian besar masyarakat awam terpatri istilah nuklir yang identik dengan bom.
Istilah nuklir dalam ilmu pengetahuan selalu dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam inti atom. Disiplin fisika nuklir misalnya, merupakan cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari fenomena-fenomena fisika yang terjadi di dalam inti atom. Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti atom. Kita juga mengenal istilah reaktor nuklir, yaitu suatu tempat untuk melangsungkan reaksi nuklir secara aman dan terkendali.
Nuklir atau inti atom sebenarnya hanyalah bagian yang sangat kecil dari sebuah atom, sedang atom itu sendiri merupakan bagian yang terkecil dari sebuah materi. Meskipun demikian, dalam membahas mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, ternyata kita harus berhadapan dengan bidang bahasan yang sangat luas. Hal ini tentu saja sangat erat kaitannya dengan berbagai macam fenomena fisika beserta informasi lain yang terkandung di dalam nuklir yang berhasil dikuak oleh manusia. Bahkan hingga kini, banyak informasi yang terkandung di dalamnya masih terus dipelajari oleh manusia. Berbagai penelitian dalam skala besar yang melibatkan banyak ilmuwan terus dilakukan dalam rangka memperoleh informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir itu sendiri.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir bermula ketika Otto Hahn dan Fritz Strasmann pada tahun 1938 menemukan reaksi pembelahan inti atom. Mereka melakukan penelitian dengan cara menembaki unsur Uranium-235 (U-235) dengan partikel neutron yang bergerak sangat lambat. Dari hasil penembakan tersebut mereka mendapatkan bahwa inti atom U-235 pecah menjadi inti-inti atom yang lebih kecil dan massanya lebih ringan dibandingkan U-235, lalu dipancarkan dua hingga tiga buah partikel neutron baru yang bergerak sangat cepat (neutron ini disebut neutron cepat), hingga pada akhirnya dilepaskanlah energi dalam bentuk panas sebesar 200 Mega electron-Volt (MeV).
Reaksi yang ditemukan oleh Hahn dan Strasmann ternyata sangat berlainan dengan reaksi kimia biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Pada reaksi kimia biasa, reaksi itu terjadi antara unsur-unsur kimia, dimana unsur-unsur yang bereaksi masih dapat ditemukan dalam senyawa hasil reaksi. Reaksi pembelahan inti atom U-235 tersebut disebut reaksi nuklir, karena setelah terjadi reaksi pembelahan tidak ditemukan lagi adanya inti atom U-235. Reaksi ini sering kali disebut juga sebagai reaksi fisi (pembelahan) karena inti U-235 pecah menjadi dua inti yang lebih kecil. Dari penemuan reaksi inilah persamaan kesetaraan massa dan energi yang dirumuskan oleh Albert Einstein dengan persamaan: E = mc2 (E = energi dalam Joule, m = massa dalam kilogram, dan c = kecepatan cahaya yang nilainya 300.000 kilometer per detik) dapat dibuktikan dan diakui kebenarannya oleh kalangan ilmuwan secara luas.
MUKHLIS AKHADI
Ahli peneliti utama di Badan Tenaga Nuklir Nasional.